#CeritaSebuahRasa
Oleh : Gracella Caroline Octaviani
— Insecure.
Kurasa semua orang mengenal hal ini,
siapa yang tak kenal dengan perasaan yang tak enak dan berujung dengan menyiksa
diri. Terkadang lucu, HAHA, karena orang yang cantik dan rupawan pun mengenal
rasa ini. Begini ceritanya..,
Kisahku berawal ketika masuk sekolah
menengah pertama, aku mengalami “bullying”
oleh teman-teman sekelasku. Banyak sekali kalimat merendahkan secara fisik yang
mereka lontarkan, “dasar lumba-lumba bunting”, “HAHA GAJAH THAILAND”, ya, aku
mendapatkannya. Kalian tau gambar diri? Gambar diriku rusak, serusak itu.
Kadang aku bertanya sama diriku sendiri, apa salahku jika aku terlahir dengan
wajah yang tidak cantik dan badan yang tidak proporsional? Kalian tau respon
orang tuaku ketika aku yang masih duduk di bangku SMP itu menceritakan semuanya?
Orang tuaku marah, “makanya, kamu gamalu apa, diet dong!” seperti dibanting
kali kedua karenanya.
Berawal dari hal ini, akhirnya aku
bertekad untuk mengubah penampilanku, apa motivasiku? Oh tentu bukan karena I love me tapi karena I hate me. Aku melakukan diet ketat dan
olahraga secara berlebihan yang tanpa kusadari, itu menyakiti diriku sendiri.
Setiap hari yang menjadi fokusku hanya, aku mau cantik, cantik dan cantik.
Sampai akhirnya, aku mengalami gangguan kesehatan mental “eating disorder” yaitu “anoreksia
nervousa”. Berat badanku dari 62kg turun drastis menjadi 48kg, dimana
dengan tinggi 165cm berat badan dengan bobot 48kg itu sebenarnya tidak normal.
Biarpun beratku turun, ketika aku berkaca melihat diriku sendiri, aku selalu
merasa, “masih gendut” dan masih ingin kurus, lagi, lagi dan lagi. Aku sangat
depresi sampai berkeinginan untuk menggunting bagian tubuhku karena aku rasa
itu masih sangat tidak proporsional. Urgh, its hurt me so hard.
Sampai pada akhirnya, salah satu
temanku menegurku secara monohok, katanya begini “kamu gila ya! Kamu tau gak
kamu tuh udah kurus banget, kamu tuh anoreksia grace!” memang terlihat seperti
marah, tapi aku tahu marahnya dia berarti sayang untukku. Aku bingung,
“anoreksia apa?” aku mencari tahu tentang anoreksia nervousa ini lebih jauh dan
ternyata hampir semua gejala yang ada di artikel itu sama denganku, i’m shock.
Mulai dari situlah aku sadar bahwa aku mengalami anoreksia dan sedikit demi
sedikit mengubah cara pandangku terhadap diriku sendiri walau rasa insecure ini
tak sepenuhnya hilang.
Ambisi
terlihat menyenangkan dalam imajinasi, tapi kerap kali juga menyiksa diri.
Tekanan kita untuk diri kita sendiri agar menjadi yang terbaik, kadang kala
tidak lantas membuat kita menjadi lebih baik. Ternyata yang membuatku semakin
insecure adalah aku sedang berkompetisi dengan orang lain, bukan dengan diriku
sendiri. Aku selalu memberi pressure ‘aku
harus lebih baik daripada orang lain’, bukan ‘aku harus lebih baik dari diriku
yang sebelumnya’.
Sampai
kuketahui bahwa ternyata penyebab insecure adalah terlalu
tingginya ekspektasi kita terhadap diri kita sendiri. Dengan kata lain,
terkadang ekspektasi tidak sama dengan kemampuan kita dalam memenuhinya. Maka,
mengenali potensi diri, batas dan menyayangi diri sendiri adalah kunci
ketenangan dan kebersyukuran kita dalam menjalani hari-hari.
SAHABAT UNTUK DIRIKU SENDIRI
Mengubah
cara pandang merupakan titik balik yang utuh untukku, dimana sebenarnya tidak
apa-apa untuk merasakan hal yang tidak baik. Aku mulai mencoba berdamai dengan
rasa insecure itu sendiri, jadikan diri ini menjadi sahabat yang baik untuk diri sendiri. Rasanya
lebih damai daripada harus menjadikan diri sendiri musuh pribadi. HAHA. Lucu memang, tapi menjadi pengalaman yang tak
kunjung kulupa karena memberikan nilai yang berharga.
Sekarang,
aku menjadikan semua cara yang dulu aku lakukan untuk menyakiti diri sendiri
sebagai cara untuk aku menghargai dan mencintai diri ini. Aku sadar, manusia
memang tak ada yang sempurna tapi bukankah kita bisa menjadi versi rerbaik dari
diri kita sendiri? Olahraga dan menjaga pola makan yang tadinya untuk diet
sekarang kulakukan untuk kesehatan yang berarti "i love me". Berhenti
untuk menjadikan semua itu sebagai bentuk punishment karena makan banyak, argh,
Thanks God aku bisa lepas dari semua hal yang dulu menghantuiku setiap hari.
Bersyukur
dengan rasa insecure yang aku punya, aku mengajaknya hanya sekedar berdamai,
menerima diri sendiri lalu belajar mencintainya. Tanpa rasa ini, aku tidak akan
berada di titik dimana aku berdiri sekarang, its okay to be not okay, its
normal. Belajar menikmati apa yang Maha Kuasa beri sembari belajar untuk
menjadi the best version of me.
—
Thanks to my insecurity, you change me slowly.
Artikel yang menarik,sangat membantu sekali dalam menghadapi masalah insecure yang ramai saat ini
BalasHapusHai, terima kasih ya ☺️
HapusKeren banget. Diingetin lagi untuk bisa jadi sahabat bagi diri sendiri
BalasHapusThankyou 😘
HapusJangan pernah perduliin kata2 orang yang mengkritik tanpa kasih solusi ke kita, semangat selalu grace
BalasHapusMakasi bebe 🥺❤️
HapusIya sakitt bgt;(( tp ak slalu tanamin si cantik itu bukan segalanya, ketika ak bisa beri yang terbaik dngn kedua tanganku. Ak juga bisa lho cantik dengan prestasi. Soo love your self girl's
BalasHapusIya sakitt bgt;(( tp ak slalu tanamin si cantik itu bukan segalanya, ketika ak bisa beri yang terbaik dngn kedua tanganku. Ak juga bisa lho cantik dengan prestasi. Soo love your self girl's
BalasHapusProud of you bangett sayy! Hebat bgt bs lewatin hal menyakitkan Dan akhirnya mnjdi motivasi untuk yg lain❤️❤️ semangat teruss gracee🤗🙆
BalasHapusEKAAAA MAKASI BANYAK SAYANGGG 😭🥺❤️❤️ LUV
HapusYashhhh go gurll!! Bener banget!! Yuk jadi sisi terbaik dari diri kita
BalasHapussemangat yaa ❤️🥰
BalasHapus