Dealing With Insecurities

Our Story

Esther Revilda

Insecure tidak bisa membuat kita berdampak bagi orang disekitar kita.

Read More

Varentia

Hidup cuma sekali, bahagiakan hidup lu dan jangan insecure melulu.

Read More

Veren

Don’t push yourself to be okay when it’s not. Take your time :)

Read More

Gracella Caroline

Menerima diri terkadang perih, tapi belajar untuk menerima diri mengajarkan sebuah arti.

Read More

Recent Work

Minggu, 23 Mei 2021

Cerita Saya

 



Insecurity

How to deal with insecurity (my version)

by Veren 



Setiap manusia gaada yang sempurna

Setiap manusia gaada yang selalu mendapatkan nilai 100

Setiap manusia gaada yang ga pernah kecewa

Setiap manusia gaada yang ga pernah sedih

Setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing

Pertanyaannya adalah, apakah kita mau menerima kekurangan dan belajar untuk memperbaiki apa yang bisa diperbaiki dan menerima apa yang sudah diberikan ?

Atau justru kita membiarkan kekurangan tersebut mengambil kendali atas kebahagiaan dan membuat kekurangan tersebut menjadi dampak yang negatif atas diri kita sendiri ?

 

Setiap orang pasti pernah mengalami yang namanya “insecure” atau bisa juga disebut sebagai perasaan yang tidak aman.

 

Penyebabnya berbeda-beda, bisa dari trauma / pengalaman dari masa kecil, penolakan, kecemasan sosial, rasa perfeksionis, dan masih banyak lagi.

 

Sebelum kita diving lebih dalam lagi mengenai topik ini, kita identifikasi dulu yuk tipe-tipe dari insecurity.

 

Tipe 1 insecurity atas penolakan dan hal yang sedang terjadi saat ini

Hal-hal yang terjadi baru-baru ini mempunyai pengaruh yang besar atas perasaan dan cara pandang kita terhadap diri sendiri. Penelitian tentang kebahagiaan menunjukkan bahwa hingga 40% dari "kecerdasan kebahagiaan" kita didasarkan pada peristiwa kehidupan baru-baru ini. Kontributor negatif terbesar atas kebahagiaan adalah berakhirnya suatu hubungan, kematian pasangan, kehilangan pekerjaan, dan kejadian kesehatan yang negatif.

 

Tipe 2 insecurity karena tidak percaya diri dan social anxiety

Banyak dari kita mengalami kurang percaya diri dalam situasi sosial seperti pesta, pertemuan keluarga, wawancara, dan dating. Rasa takut dievaluasi oleh orang lain, dan ternyata ketika dievaluasi, terdapat banyak kekurangan, sehingga dapat membuat Anda merasa cemas dan sadar diri serta perasaan gagal karena tidak sesuai dengan ekspektasi orang lain. Sebagai hasilnya, anda mungkin berusaha untuk menghindari situasi sosial, kecemasan sosial saat menghadiri acara-acara karena rasa tidak nyaman yang disebabkan oleh rasa insecure tadi. Pengalaman-pengalaman dari masa lalu memberikan pengaruh sense of not belonging, atau rasa yang membuat kita not being good enough.

 

Tipe 3 insecurity karena perfeksionisme

Beberapa dari kita pasti punya standart dan goals yang tinggi dalam apapun yang kita lakukan. Bisa berupa nilai yang tinggi, pekerjaan yang terbaik, menjadi figur yang paling sempurna, mempunyai rumah yang dekorasinya paling bagus, pacar ideal, dll. Sayangnya hidup tidak selalu terjadi sesuai dengan apa yang kita inginkan, bahkan ketika kita sudah bekerja keras dan melakukan yang terbaik yang ada pada kita. Ada beberapa bagian yang tidak bisa kita kendalikan dan berada di luar kemampuan kita, Hal-hal inilah yang akan mengendalikan kita sehingga muncul rasa insecure dan unworthy.

 

Sebelumnya aku mau cerita bahwa aku adalah orang yang sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan, salah satunya lewat perkataan. Ketika perkataan negatif atau kritik dari orang lain sampai ke telingaku, maka bangkitlah perasaan insecure  dan hal ini mempengaruhi self worth aku. Aku merasa bahwa harga diri dan citra diri yang sudah dibangun selama ini, hancur dalam sekejap sehingga aku merasa gagal. Hilangnya kepercayaan diri dan kecemasan sosial, yang membuat aku selalu ingin menghindari event dan hal yang paling aku hindari adalah family gathering. Ketakutan karena dibandingkan dengan orang lain, dibandingkan dengan kesuksesan sepupu-sepupu aku, dan juga ketakutan karena tidak berhasil dalam memenuhi ekspektasi orang lain terhadap aku. Dan yang terakhir adalah insecure karena rencana yang sudah aku buat tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya. Aku bisa menjadi orang yang sangat ambisius atas karir dan perfeksionis atas penampilan, sehingga ketika semua itu tidak tercapai, muncullah perasaan insecure atas achievement orang lain, dan yang terburuk adalah tindakan yang selalu ingin bersembunyi dan menyendiri.

 

Insecure yang ada pada diri aku mencakup semua tipe yang aku tulis diatas.

Rasa insecure ini sangat nyata dan secara tidak sadar, hal ini mempengaruhi sampai pada kesehatan mental ku. Sampai pada suatu waktu aku sadar dan karena kebaikan Tuhan, aku mulai menyadari bahwa hal ini sangat toxic dan tidak boleh hal yang negatif ini terus bertumbuh menguasai pikiran aku. Hal yang aku lakukan ketika aku sadar, aku mulai mencari pertolongan kepada orang-orang terdekat dan yang aku percayai bisa membantu aku untuk keluar dari rasa tidak aman ini.

 

Berikut beberapa tips dari aku yang mungkin bisa membantu kalian untuk keluar dari rasa insecure yang saat ini sedang kalian hadapi :

1.     Berikan diri kalian waktu untuk sembuh

It’s okay to not be okay, give yourself some time to think and heal.

2.     Disiplin dan terus bergerak menuju goals kamu

Tidak apa-apa untuk bergerak lambat, namun konsisten sehingga goals tersebut dapat tercapai, yaitu kebebasan dalam berkespresi dan hilangnya rasa tidak aman, sehingga kita bisa bebas dalam mengekspresikan diri.

3.     Terus berikan kata-kata positif untuk diri kamu, dan yakinkan kata-kata tersebut

Ingatkan terus pada diri kamu bahwa kamu adalah makhluk yang berharga, dan you are loved.

4.     Tetapkan goals yang realistik

Mungkin ketika aku sudah mencoba yang terbaik dan memberikan yang terbaik, hasil akhir seringkali tidak sesuai dengan ekspektasi yang dibayakngkan. Jangan terlalu menaruh harapan pada sebuah hal, karena ketika hal itu tidak tercapai, perasaan kecewalah yang akan tumbul. Jangan set goals yang terlalu tinggi, karena tidak semua hal berada dalam kontrol kita.

5.     Terus kembangkan diri kamu dan terus belajar

Mungkin ada beberapa kekurangan yang bisa kita ubah. Contohnya dalam kasus insecure karena overweight. Kita bisa mulai untuk hidup sehat dan mengganti pola hidup kita, dan menjadikan tindakan ini sebagai wujud self love.  

 

Sekian tips-tips on how to deal with insecurity in my version, semoga ini bisa membuat setiap pembaca menjadi lebih cinta sama diri kamu sendiri, dan jangan lupa bahwa banyak orang-orang yang sayang sama kamu J

 

Thankyou

 

Cerita Saya

 



PERIHNYA RASA MENJADI SEBUAH TITIK BALIK

#CeritaSebuahRasa

Oleh : Gracella Caroline Octaviani

 


— Insecure.

Kurasa semua orang mengenal hal ini, siapa yang tak kenal dengan perasaan yang tak enak dan berujung dengan menyiksa diri. Terkadang lucu, HAHA, karena orang yang cantik dan rupawan pun mengenal rasa ini. Begini ceritanya..,

Kisahku berawal ketika masuk sekolah menengah pertama, aku mengalami “bullying” oleh teman-teman sekelasku. Banyak sekali kalimat merendahkan secara fisik yang mereka lontarkan, “dasar lumba-lumba bunting”, “HAHA GAJAH THAILAND”, ya, aku mendapatkannya. Kalian tau gambar diri? Gambar diriku rusak, serusak itu. Kadang aku bertanya sama diriku sendiri, apa salahku jika aku terlahir dengan wajah yang tidak cantik dan badan yang tidak proporsional? Kalian tau respon orang tuaku ketika aku yang masih duduk di bangku SMP itu menceritakan semuanya? Orang tuaku marah, “makanya, kamu gamalu apa, diet dong!” seperti dibanting kali kedua karenanya.

Berawal dari hal ini, akhirnya aku bertekad untuk mengubah penampilanku, apa motivasiku? Oh tentu bukan karena I love me tapi karena I hate me. Aku melakukan diet ketat dan olahraga secara berlebihan yang tanpa kusadari, itu menyakiti diriku sendiri. Setiap hari yang menjadi fokusku hanya, aku mau cantik, cantik dan cantik. Sampai akhirnya, aku mengalami gangguan kesehatan mental “eating disorder” yaitu “anoreksia nervousa”. Berat badanku dari 62kg turun drastis menjadi 48kg, dimana dengan tinggi 165cm berat badan dengan bobot 48kg itu sebenarnya tidak normal. Biarpun beratku turun, ketika aku berkaca melihat diriku sendiri, aku selalu merasa, “masih gendut” dan masih ingin kurus, lagi, lagi dan lagi. Aku sangat depresi sampai berkeinginan untuk menggunting bagian tubuhku karena aku rasa itu masih sangat tidak proporsional. Urgh, its hurt me so hard.

Sampai pada akhirnya, salah satu temanku menegurku secara monohok, katanya begini “kamu gila ya! Kamu tau gak kamu tuh udah kurus banget, kamu tuh anoreksia grace!” memang terlihat seperti marah, tapi aku tahu marahnya dia berarti sayang untukku. Aku bingung, “anoreksia apa?” aku mencari tahu tentang anoreksia nervousa ini lebih jauh dan ternyata hampir semua gejala yang ada di artikel itu sama denganku, i’m shock. Mulai dari situlah aku sadar bahwa aku mengalami anoreksia dan sedikit demi sedikit mengubah cara pandangku terhadap diriku sendiri walau rasa insecure ini tak sepenuhnya hilang.

 

Ambisi terlihat menyenangkan dalam imajinasi, tapi kerap kali juga menyiksa diri. Tekanan kita untuk diri kita sendiri agar menjadi yang terbaik, kadang kala tidak lantas membuat kita menjadi lebih baik. Ternyata yang membuatku semakin insecure adalah aku sedang berkompetisi dengan orang lain, bukan dengan diriku sendiri. Aku selalu memberi pressure ‘aku harus lebih baik daripada orang lain’, bukan ‘aku harus lebih baik dari diriku yang sebelumnya’.

Sampai kuketahui bahwa ternyata penyebab insecure adalah terlalu tingginya ekspektasi kita terhadap diri kita sendiri. Dengan kata lain, terkadang ekspektasi tidak sama dengan kemampuan kita dalam memenuhinya. Maka, mengenali potensi diri, batas dan menyayangi diri sendiri adalah kunci ketenangan dan kebersyukuran kita dalam menjalani hari-hari.

SAHABAT UNTUK DIRIKU SENDIRI

Mengubah cara pandang merupakan titik balik yang utuh untukku, dimana sebenarnya tidak apa-apa untuk merasakan hal yang tidak baik. Aku mulai mencoba berdamai dengan rasa insecure itu sendiri, jadikan diri ini menjadi  sahabat yang baik untuk diri sendiri. Rasanya lebih damai daripada harus menjadikan diri sendiri musuh pribadi. HAHA.  Lucu memang, tapi menjadi pengalaman yang tak kunjung kulupa karena memberikan nilai yang berharga.

Sekarang, aku menjadikan semua cara yang dulu aku lakukan untuk menyakiti diri sendiri sebagai cara untuk aku menghargai dan mencintai diri ini. Aku sadar, manusia memang tak ada yang sempurna tapi bukankah kita bisa menjadi versi rerbaik dari diri kita sendiri? Olahraga dan menjaga pola makan yang tadinya untuk diet sekarang kulakukan untuk kesehatan yang berarti "i love me". Berhenti untuk menjadikan semua itu sebagai bentuk punishment karena makan banyak, argh, Thanks God aku bisa lepas dari semua hal yang dulu menghantuiku setiap hari.

Bersyukur dengan rasa insecure yang aku punya, aku mengajaknya hanya sekedar berdamai, menerima diri sendiri lalu belajar mencintainya. Tanpa rasa ini, aku tidak akan berada di titik dimana aku berdiri sekarang, its okay to be not okay, its normal. Belajar menikmati apa yang Maha Kuasa beri sembari belajar untuk menjadi the best version of me.

 

— Thanks to my insecurity, you change me slowly.

 

Jumat, 21 Mei 2021

Cerita Saya

 

MY INSECURITIES

by Varentia



Hai Laniters

Berbicara mengenai insecurities… semua orang pasti memiliki kekurangan yang membuat diri mereka menjadi tidak percaya diri alias insecure sama halnya seperti diriku. Pada kesempatan kali ini aku mau berbicara mengenai insecureku dan sebetulnya aku memiliki banyak sekali hal-hal yang membuat diriku insecure dimana tidak semua orang menyadari kekurangan ini. Namun aku akan berbicara salah satunya.

Bermula dari pasangan suami istri dengan bahagia menyambut kelahiran anak kedua yang sehat, berbobot berat dari pada bayi umumnya serta kulitnya yang berwarna hitam  padahal orang tua tidak ada yang hitam yaitu diri ku sendiri. Semakin beranjak anak-anak hingga remaja seringkali aku mendapatkan sikap diskriminasi dari orang lain bahkan saudara sendiri. Bukannya saling support namun malah menjatuhkan dengan alasan agar diri ini bisa lebih baik dipandang dengan kurusin dan kulitnya lebih putihan.

Seringkali terlintas dipikiranku “kenapa diharuskan untuk cantik ?”, “kenapa diharuskan untuk kurus ?” dan “kenapa diharuskan untuk putih agar lebih dihargai ?”. Ejekkan babi ? pernah, ejekkan dugong ? pernah, ejekkan tidak mirip dengan keluarga ? pernah, ejekkan muka lebih tua ketimbang anak pertama ? pernah. Hal-hal tersebut sudah menjadi anak panah yang terus membidik hati yang rapuh ini. Terkadang kita harus menertawakan keadaan dunia karena kehadiran orang-orang yang tidak mampu untuk menghargai diri kita sendiri.

Karena pandangan mereka itulah membuat diriku menjadi insecure tidak dapat menjadi diriku yang apa adanya, harus bertingkah sebaik mungkin untuk memenuhi ekspetasi mereka namun selalu gagal karena diriku yang tidak berusaha. Kenapa diriku harus berusaha jika diluar sana ada yang terlahir dengan keadaan yang serba enak ? mengapa Sang Pencipta menjadikan diriku yang selalu tertolak.

Beruntungnya zaman kian berkembang disertai dengan pemikiran orang-orang yang semakin bijak dan dewasa walaupun tidak semuanya belum lagi orang-orang yang tertindas sudah berani speak up membuat diriku semakin yakin bahwa kita bisa mematahkan statement masyarakat jika yang cantik dan dihargai itu harus putih, pintar dan langsing but the reality it’s just a bullshit kalau sifat atau sikapnya tidak mencerimkan kecantikkannya.

Adanya support dari teman-teman dan keluarga tercinta membuat diriku belajar untuk terus bersyukur dan mencintai diriku apa adanya. Jadilah dirimu sendiri dan buatlah insecure menjadi tameng mu. Tanpa kamu sadari insecuremu menjadi sebuah hadiah untukmu agar menjadi yang lebih baik lagi kedepannya, tidak peduli cacian dan omongan orang. Berhenti insecure dan love yourself no matter what happen.

Hidup hanya sekali.. jangan memaksa menjadikan dirimu untuk memenuhi ekspetasi orang namun jadikanlah dirimu seperti yang telah kamu tentukan maka dari situlah kamu bisa menerima dirimu apa adanya. So jangan merasa bersalah ya kalau kalian memiliki hal yang membuat diri kalian insecure namun jadikan insecure kalian menjadi kelebihan kalian juga dan buktikan kalau bisa melawan insecure !
See you next time dipostingan terbaru kami ya !

 

Kamis, 20 Mei 2021

Cerita Saya



Ini Cerita Ku Mana Cerita Mu... 

Esther Revilda Ardani





Haihai kenalin  nama gua Esther Revilda

Gua mau cerita nih pengalaman ke insecure gua saat gua masih duduk di bangku SMA

Pasti kita pernah merasakan bagaimana dulu jadi anak SMA yang buluk, dekil, mandi ga mandi sama aja, dll. Jadi ini cerita gua… ikutin kuy..

Pada saat SMA gua bersekolah di sekolah negeri yang mayoritas agama islam. Itu adalah saat dimana gua merasakan sekolah di sekolah negeri karena dari awal masuk TK (Taman Kanak-Kanak) hingga SMP (Sekolah Menengah Pertama) gua bersekolah di swasta yang kuat dengan Pendidikan agamanya.

Saat SMA lah gua mulai mengikuti kegiatan ekskul yang cukup menguras energi, Pendidikan, dll. Ekskul yang gua ambil adalah Marching Band. Sempat merasakan beberapa bagian insecure sihh yaitu dimana teman satu section (section : pembagian tempat alat music, dalam Marching Band ada 4 yaitu : Percusion, Hornline, Colour Guard, dan PIT Instrument) dan gua masuk kedalam section Hornline yang isinya anak-anak peniup Brassline (Terompet, Tuba, Barriton, dan Mellophone).. Okok kita balik lagi sisi dimana gua merasa insecure adalah dimana salah satu teman gua di Terompet bisa tiup nada tinggi hingga oktaf 2 dan gua belom bisa untuk sampai ke nada tersebut..

Hingga dimana gua merasa di rendahkan oleh kaka kelas gua sendiri karena belum bisa menyentuh ke nada tersebut. Ada dimana gua disitu merasa down banget karena tidak bisa hingga di rendahi seperti itu sama kakak kelas.

Singkat cerita gua terus belajar pernapasan dan terus kejar ketertinggalan gua untuk bisa sederajat dengan teman gua yang bisa oktaf 2 tersebut. Hingga hari yang ditunggu tiba akhirnya gua bisa mengejar ketertinggalan gua bahkan bisa diatas teman gua yang hanya bisa oktaf 2 tersebut.

Keinsecure gua yang selanjutnya adalah dimana karena ekskul ini berjalan saat matahari pas di atas kepala yaitu pada jam 12 siang hingga jam 5 sore cukup membuat muka menjadi gelap alias hitam.

Kenapa insecure karena wajahnya menjadi gelap. Karena gua cukup sering bertemu dengan teman-teman gua yang ada di TK-SMP yang sering jajan atau makan di sekitar sekolah gua saat gua SMA itu. Dan bisa dikata bahwa teman-teman gua berasal dari keluarga yang keturunan Tionghua atau Chinese yang kental banget dan pastinya memiliki kulit yang berwarna putih.

Sampai gua memutuskan untuk menghindar ketemu dengan mereka karena ke insecure terhadap wajah gua yang cukup menghambat dan bisa dicap sebagai orang yang sombong yang lupa akan teman-teman lamanya.

Dan itu merupakan hal yang tidak boleh ditiru ya kawan.. karena tidak semua orang mengecap atau berpikiran yang tidak-tidak untuk kita.. kalau insecure terhadap wajah kita yang berjerawat atau gelap.. tetap itu merupakan karunia yang udah Tuhan kasih.. Jadi bersyukur aja atas apa yang udah dikasih dan tetap berusaha untuk mengubah, maksud mengubah adalah seperti melakukan treatment wajah atau menggunakan skincare…

Sekian cerita gua hari ini kiranya cerita ini bisa menjadi masukan untuk kalian saat insecure yaitu jangan takut untuk berusaha karena percaya deh berusaha dan berdoa merupakan cara jitu untuk membuat kita percaya diri dan tidak insecure…

Tungguin lagi yaa konten kita yang udah pasti bisa untuk menginspirasi kita semuuuaaa… byebyeee 

Laniters

….

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Esther Revilda
14180164
Varentia
14180286
Veren
14180050
Gracella Caroline
14180162

Contact

Talk to us

Address:

Universitas Bunda Mulia

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Email:

lanitaindonesia@gmail.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Advertisement